jika kamu pernah mencoba salah satu makanan diatas artinya kamu pernah mengkonsumsi zat aditif, makanan-makanan diatas menjadi lebih lezat dan lebih menarik karena makanan-makanan diatas diolah dan ditambahkan berbagai macam zat yang merubah citarasanya menjadi lebih baik
Bahan-bahan kimia sering digunakan pada industri makanan. Bahan kimia tersebut dinamakan zat aditif. dan Tujuan dari penggunaan zat aditif, diantaranya :
- Untuk mempertahankan nilai gizi bahan makanan
- Untuk memberi daya tarik pada penampilan
- Untuk lebih awet dalam penyimpanan
- Untuk tidak mengurangi zat-zat esensia dalam makanan
- Untuk memperbaiki mutu makanan.
Berdasarkan kegunaan dari zat aditif tersebut, terdapat lima jenis zat aditif dalam makanan, yaitu bahan yang fungsinya sebagai pewarna, pemanis, pengawet, penyedap dan pengharum.
1. Zat Additif Pewarna
merupakan bahan alami atau pun bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan. Penambahan bahan pewarna pada makanan bertujuan untuk memberi penampilan yang dinilai lebih menarik. Bahan pewarna alami, misalnya daun pandan, daun suji, buah kakao, kunyit, cabai merah, wortel, dan gula. Sedangkan, bahan pewarna buatan, contohnya beta karoten, santoxantin, dan apokaroten.
Perbedaan antara warna alami dan buatan:
- Pada pewarna alami tidak membahayakan kesehatan, sedangkan yang pada pewarna buatan dapat membahayakan jika terjadi penyalahgunaan dalam penggunaannya.
- Tingkat kecerahan warna pada pewarna alami kurang bagus apabila dibandingkan dengan zat pewarna buatan.
- Untuk pewarna alami jika dipakai akan terasa bahan dasar yang digunakannya, misalnya saja masih terasa kunyit, daun pandan, dll.
2. Zat Additif Pemanis
Memiliki tujuan untuk memberi rasa manis pada bahan makanan, maka perlu ditambahkan pemanis. Bahan pemanis ini ada dua macam, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan.
Contoh bahan pemanis alami, yaitu gula tebu, gula merah, madu, dan kulit kayu manis. Sedangkan beberapa pemanis buatan, diantaranya aspartam, sakarin, siklamat, sorbitol, dan asesulfam K.
3. Zat Additif Pengawet
Memiliki tujuan untuk mencegah atau menghambat rusaknya bahan makanan akibat aktivitas mikroorganisme, maka sering kali digunakanlah bahan pengawet. Bahan pengawet menurut asalnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahan pengawet alami dan buatan.
Contoh pengawet alami, yaitu gula tebu, gula merah, garam, kunyit, kulit kayu manis, dan cengkih. Sedangkan, bahan pengawet buatan, di antaranya asam asetat, benzoat, sulfit, propil, galat, propianat, garam nitrit, dan sorbet.
a. Pengawet Alami.
Cara yang digunakan dalam pengawetan secara alami adalah dengan cara :
- dimaniskan (gula),
- diasinkan (jika dengan garam),
- diasapi dengan pengasapan,
- didinginkan dengan bantuan lemari pendingin,
- dijemur dengan bantuan sinar matahari.
Namun, cara – cara tersebut dianggap kurang praktis dan merusak nilai makanan baik rasa/ atau kandungan gizinya. Namun sekarang sudah dikebangkan teknologi radiasi isotope untuk mengawetkan makanan.
b. Pengawet Sintesis
Pengawet sintesis yaitu pengawet yang memang sengaja dibuat oleh manusia. Jika pemakaiannya berlebih akan menimbulkan permasalahan terhadap kesehatan yang mengonsumsinya.
4. Zat Additif Penyedap
Merupakan bahan tambahan makanan yang berguna untuk meningkatkan atau memperbaiki citarasa dari bahan makanan. Bahan ini dapat menimbulkan rasa enak dan memperkuat rasa. Bahan penyedap ini terdapat dalam bentuk alami dan buatan. Contoh penyedap rasa alami, yaitu bawang, merica, terasi, daun salam, jahe, cabai, daun pandan, dan kayu manis. Sedangkan, penyedap rasa buatan yang paling banyak digunakan dalam makanan adalah vetsin atau monosodium glutamate (MSG).
Ciri-ciri MSG adalah
- tidak mempunyai bau,
- rasanya adalah gabungan dari rasa asin, asam dan manis,
- dapat menekan bau bawang yang menyengat, menekan rasa pahit,
- dapat meningkatkan rasa daging, ikan dan sup.
- Bahan Pengharum Bahan pengharum buatan untuk makanan, misalnya senyawa ester yang memberi aroma buah-buahan, misalnya amil asetat (aroma pisang), oktil asetat (aroma jeruk), amil valerat (aroma apel), metil salisilat (minyak gandapura), etil butirat (aroma nanas), okoresin, dan asam esensial.
B. Zat Adiktif dan Psikotropika
Berbeda dengan zat aditif, zat adiktif adalah zat-zat kimia yang dapat mengakibatkan kecanduan atau ketagihan pada pemakainya. Catatan:
Zat Aditif merupakan zat yang ditambahkan dalam makananZat Adiktif merupakan zat yang dapat menyebabkan kecanduan.
Sedangkan, psikotropika adalah zat atau obat yang dapat mempengaruhi aktivitas mental dan perilaku. Beberapa contoh zat adiktif dan psikotropika, diantaranya :
1. Zat Adiktif
a. Rokok
Sekarang ini banyak sekali berbagai merk rokok yang di tawarkan, baik itu yang berjenis kretek maupun jenis filter. Walaupun sudah ada filternya tetapi tetap saja tidak bisa menyaring zat-zat berbahaya yang terkandung di dalam rokok. Diperkirakan ada sekitar 4.000 zat kimia berbahaya baik yang berupa gas maupun partikel padatan yang semua itu berbahaya. Tiga zat tersebut, diaantaranya :
1. Nikotin
Pengertian nikotin adalah obat yang mempunyai sifat adiktif, yang sama prinsipnya dengan kokain dan heroin. Dampak negatif nikotin yaitu dapat menyebabkan:
- kecanduan
- menyebabkan darah untuk menjadi menggumpal
- merusak jaringan otak.
Cara kerja nikotin adalah dengan cara menaikkan tekanan darah yaitu memacu denyut jantung sehingga jantung akan menjadi lebih berat. Pada jumlah yang kecil sebenarya nikotin mempunyai sifat menenangkan namun terkadang bisa menyebabkan peradangan, tetapi apabila jumlahnya besar maka akan sangat berbahaya bagi tubuh.
Dengan jumah antara 20-50 mg bisa menimbulkan terhentinya pernafasan, dan bagi yang tidak terbiasa terpapar dengan rokok, untuk jumlah 1-2 mg sudah bisa menyebabkan pusing dan mual. Pada umumnya nikotin dihisap dalam bentuk rokok, cerutu atau pipa. Sedangkan, efek jangka panjang, nikotin adalah merupakan zat kimia yang mempunyai sifat toksik, sehingga pada orang dewasa jika dosisnya sudah 60 mg dapat tejadi gagal pernafasan.
2. Karbon Monoksida
Dalam sebatang rokok yang dibakar akan menghasilkan sekitar 3-6% karbon monoksida (CO). Gas ini adalah gas yang beracun yang mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak bau. Gas CO akan mengikat hemoglobin (Hb) darah sehingga oksigen keluar dari darah tidak dapat dipakai oleh tubuh, hal ini akan menyebabkan penyempitan dan penyumbatan pada pembuluh darah.
3. TAR
Tar adalah kumpulan zat kimia yang berasal dari daun tembakau sendiri atau dari zat yang ditambahkan pada tembakau pada proses pertanian atau produksi rokok. Tar mempunyai sifat karsinogenik (penyebab terjadinya kanker), merusak sel paru-paru, meningkatkan produksi dahak atau lendir pada paru-paru dan menyebabkan kanker paru-paru.
Penyakit yang disebabkan karena rokok, diantaranya :
- Bronkhitis
- Asma
- kanker
Dampak lain dari rokok adalah dapat menurunkan khasiat obat, ini berarti jika seorang perokok sakit akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi daripada yang bukan peokok. Baik perokok aktif maupun perokok pasif (tidak merokok tapi menghirup asapnya) dapat menimbukan batuk, kanker paru-paru, sakit mata, sakit kepala.
b. Alkohol
Fungsi alkohol adalah sebagi pelarut, sebagai anti septik, pengawet dan desinfektan. Alkohol mengandung etanol dengan kadar yang berbeda. Ada 3 macam jenis alkohol atau minuman keras :
- Kadar etanol 1-5% = miras golongan A
- Kadar etanol 5-20% = miras golongan B
- Kadar etanol 20-55% = miras golongan C
Penyalahgunaan minuman alkohol dapat menyebabkan: Gangguan kesehatan fisik: dapat merusak fungsi hati dan ginjal, jantung, pankreas, lambung dan juga otot. Selain itu, pengaruh peningkatan kadar alkohol dalam darah akan menyebabkan orang mengalami euphoria (mabuk), tetaapi setelah mengalami penurunan efek, orang tersebut akan mengalami depresi.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun yang sintetis bukan narkotika, yang mempunyai khasiat psikoaktif (memacu) melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang dapat menimbulkan perubahan yang khas pada aktivitas mental dan juga perilaku. Macam-macam psikotropika berdasarkan fungsi dan cara kerjanya :
- Stimulan, merupakan golongan obat-obatan yang sangat efektif memberikan rangsangan terhadap otak dan sistem saraf. Contoh : amfetamin dan kokain.
- Depresan, merupakan golongan obat-obatan yang dapat memperlambat aktivitas sistem saraf pusat yang menyebabkan turunnya tingkat kesadaran. Depresan juga sering disebut sebagai obat penenang, contohnya : morfin dan barbital.
- Halusinogen, merupakan golongan obat-obatan yang menyebabkan timbulnya halusinasi. Contoh LSD dan ganja.
Kemudian, jika berdasarkan UU No. 9 Tahun 1976 ada 4 kelompok psikotropika yaitu:
- Golongan I : berpotensi sangat kuat menjadikan ketergantungan bagi para pemakainya dan dinyatakan sebagai barang yang terlarang. Sebagai contoh ekstasi.
- Golongan II : adlah berpotensi sangat kuat menimbulkan syndrome ketergantungan bagi para pemakainya, sebagai contoh fleksiklidin (PCP).
- Golongan III : berpotensi sedang dalam menimbulkan sindrome ketergantungan bagi para pemakainya, sebagai contohnya adlah magadon, flunitrazepam, rohipnol.
- Golongan IV : berpotensi sedang ringan di dalam menimbulkan syndrome ketergantungan bagi para pemakainya, sebagai contohnya adalah frisium, alprazolon, dizepam.
3. Zat Adiktif Lainnya
Zat selain di atas yang menimbulkan ketergantungan antara lain inhalansia yaitu larutan yang mudah untuk menguap, larutan gas, lem, aerasol, larutan pembersih. Sebagai contoh nitrous oksida dan kafein (terdapat pada kopi dan teh).
C. Dampak Zat Aditif, Adiktif dan Psikotropika Terhadap Kesehatan
1. Peraturan mengenai Penggunaan Zat Aditif
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI no 722 tahun 1988 diadakan batasan yang disebut ADI (Acctable Daily Intake) yaitu batas atas bahaya jika dikonsumsi sehari-hari:
Untuk bahan aditif yang dilarang menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI no 722 tahun 1988 tersebut adalah :
- maranth, pewarna merah
- Asam salsilat
- Asam borat
- Dietil pirokarbonat
- Dulsin
- Formalin
- Kalium Khlorat
- Khlorm fenicol
- Methanil yellow, pewarna kuning
- Minyak nabati yang dikrominasi
- Nitrofarozon 1
- Rhodamin B, pewarna merah
2. Dampak Zat Aditif Bagi Kesehatan
Dewasa ini, teknik pengawetan makanan telah berkembang pesat. Akan tetapi, bahan kimia masih banyak digunakan sebagai bahan aditif pada makanan. Walaupun, bahan alami sudah ada, namun masih banyak orang yang menggunakan bahan kimia. Dalam penelitian terakhir, diketahui bahwa beberapa zat warna diduga merupakan karsinogen (penyebab kanker). Selain itu, bahan pemanis buatan dapat menyebabkan kerusakan hati jika dikonsumsi berlebihan.
Dampak negatif zat aditif, lebih spesifik dapat diketahui sebagai berikut :
- Nama zat pengawet dan Penyakit yang ditimbulkan
- Natamysin Menyebabkan : mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
- Kalium Asetat Menyebabkan : kerusakan fungsi ginjal.
- Nitrit dan Nitrat Menyebabkan : keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
- Kalsium Benzoate Menyebabkan : terjadinya serangan asma.
- Kalsium dan Natrium propionate Menyebabkan : sakit kepala, kelelahan, dan kesulitan tidur.
- Natrium metasulfat Menyebabkan : Alergi pada kulit
- Beberapa Zat Pewarna dan Penyakit yang ditimbulkan :
- Rhodamin B (pewarna tekstil) Menyebabkan : kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan usus.
- Tartazine Menyebabkan : peningkatan kemungkinan hiperaktif pada masa kanak-kanak.
- Carmoisine (merah) Menyebabkan : kanker hati dan menimbulkan alergi.
3. Dampak Zat Adiktif dan Psikotropika Terhadap Kesehatan
Beberapa gangguan yang dapat disebabkan oleh zat adiktif dan psikotropika, diantaranya :
- Ketergantungan
- Pada rokok merusak sistem pernapasan, sehingga memicu penyakit pernapasan, seperti kanker paru-paru dan bronchitis.
- Mengurangi kemampuan darah dalam menyimpan oksigen karena zat ini mengandung racun yang berbahaya;
- Mengakibatkan kanker;
- Menyebabkan kesulitan dalam bernapas; f
- Penurunan daya ingat;
- Kerusakan hati/kanker hati.
- Kerusakan berbagai organ dalam;
- Kematian.