Bumi adalah planet di tata surya (sistem matahari) yang terdapat di galaksi yang bernama Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways ). Bumi merupakan planet nomor tiga dari matahari. Selain planet-planet dalam tata surya ada juga benda-benda angkasa lain dan 200 milyar bintang yang ada pada Galaksi Bima Sakti. Pada sebuah penelitian galaksi Bima Sakti ternyata bukan satu-satunya galaksidi semesta ini namun terdapat ratusan,jutaan bahkan milyaran galaksi lainnya diluar sana.
Struktur bumi menurut pada ahli
struktur bumi Ada juga ahli mengidentifikasi struktur bumi berdasarkan klasifikasi struktur dan unsur kimianya. Latar belakang klasifikasi yakni berdasarkan ketika planet bumi telah terbentuk dari massa gas (Nebula), maka akan lambat laun mengalami sebuah proses pendinginan. sehingga bagian terluar planet bumi berubah menjadi keras, sedangkan bagian dalam bumi masih tetap dimana itu merupakan massa zat yang panas dalam keadaan lunak.
Pada saat proses pendinginan berlangsung dalam waktu yang menghabiskan jutaan tahun, maka zat-zat pembentuk bumi yang terdiri dari berbagai jenis sifat kimia dan fisikanya telah sempat memisahkan diri berdasarkan dengan perbedaan sifat-sifat tersebut. Dari hasil-hasil penelitian terhadap bagian fisik bumi menunjukkan bahwa batuan-batuan pembentuk sistem tata surya pada bagian planet bumi dimulai dari bagian kerak bumi sampai inti bumi dengan komposisi kandungan mineral dan unsur kimia yang berbeda-beda.
Secara struktur, Berikut adalah penjelasan mengenai struktur bumi :
1. Kerak bumi (crush)
Kerak bumi atau Crush merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan dan masam. Lapisan menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 derajat Celcius. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalamn 100 km dinamakan litosfer. Kerak dean mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Susunan kerak bumi yaitu terdiri dari feldsfar dan mineral silikat. Lapisan bagian atas kerak bumi yang berada di daerah daratan, biasanya dilapisi oleh tanah. Tanah, yang terdiri atas kandingan partikel batuan yang telah ditimpa cuaca, dan juga mengandung banyak zat organik yang berasal dari pembusukan makhluk hidup pada zaman purba.Tanah bisa mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga binatang karena makanan hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.
2. Selimut atau selubung bumi (mantle)
Lapisan ini juga disebut juga astenosfer. Selimut atau selubung merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Selimut bumi terdiri dari campuran berbagai bahan yang memiliki baik cair,padat dan gas dengan suhu yang tinggi. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 derajat celcius. Mantel atau selimut bumi ini yang membungkus inti bumi. adapun komposisinya kaya dengan magnesium. Mantel bumi terdiri atas dua yaitu mantel atas yang memiliki sifat plastis hingga semiplastis dengan kedalaman sampai 400 km sedangkan mantel bagian bawah memiliki sifat padat dengan kedalaman hingga 2.900 km.
3. Inti bumi (core)
Inti bumi yang terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90 %),nikel (8 %), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900-5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi dua yaitu lapisan inti luar (outer core) dan lapisan inti dalam (innner core). Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 derajat Celcius. Adapun inti bagian dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 derajat Celcius. Pada penelitian geofisikia,inti bumi memiliki material dengan berat jenis yang sama dengan berat jenis meteorit logam yang terdiri atas material besi dan nikel. Sehingga para ahli percaya inti bumi tersusun dari beberapa senyawa besi dan nikel. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik lapisan bumi paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau keras yang diselubungi lapisan cair relatif kental, sedangkan pada bagian luar atau atasnya berupa litosfer yang pejal dan keras pula.
Berdasarkan susunan kimianya,bumi dapat dibagi menjadi empat bagian,yakni bagian padat (lithosfer) yang terdiri dari tanah dan batuan,bagian cair (hidrosfer) yang terdiri dari berbagai bentuk ekosistem perairan seperti laut,danau,dan sungai dan bagian udara (atmosfer) yang menyelimuti seluruh permukaan bumi serta bagian yang ditempati oleh berbagai jenis organisme (biosfer). Keempat komponen tersebut berinteraksi secara aktif satu sama lain,misalnya dalam siklus biogekimia dari berbagai unsur kimia yang ada di bumi,proses transfer panas dan perpindahan materi padat. Dari empat macam susunan kimia yang terdapat pada bumi yang bisa dijelaskan yakni dua yaitu:
Atmosfer – Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti bumi secara menyeluruh dengan ketebalan lebih dari 650 km. Gerakan udara dalam atmosfer terjadi terutama karena adanya pengaruh pemanasan sinar matahari serta perputaran bumi. Fungsi atmosfer adalah pada perputaran bumi ini akan mengakibatkan bergeraknya massa udara, sehingga terjadilah perbedaan tekanan udara di berbagai tempat di dalam atmosfer yang dapat menimbulkan arus angin. Pada lapisan atmosfer terdapat kandungan berbagai jenis gas. Berdasarkan volumenya,jenis gas yang paling banyak terkandung berturut-turut adalah nitrogen (N2) sebanyak 78,08 %,oksigen (O2) sebanyak 20,95%,argon sebanyak 0,93 %,serta karbon dioksida (CO2) sebanyak 0,03%. Berbagai jenis gas lainnya juga terkandung dalam atmosfer,tetapi dalam konsentrasi yang jauh lebih rendah,misalnya neon (Ne),helium (He),kripton (Kr),hidrogen (H2),xenon (Xe),ozon (O3), metan dan uap air
Hidrosfer – Hidrosfer merupakan wilayah perairan yang mengelilingi bumi. hidrosfer meliputi samudra, laut, danau, air, tanah,mata air, hujan, dan air yang berada di atmosfer. Sekitar tiga perempat dari permukaan bumi ditutupi oleh air. Air di bumi bersirkulasi dalam lingkaran hidrologi, dimana air jatuh sebagai hujan dan mengalir ke samudra-samudra sebagai sungai dan menguap kembali ke atmosfer.
Air di alam terbagi menjadi tiga,sebagai berikut
Air di permukaan bumi, meliputi laut, sungai, danau, rawa,salju, es dan glester
Air di udara, meliputi uap air, kabut,dan berbagai macam awan
Air di dalam tanah, meliputi air tanah,air kapiler,geiser dan artois
Jumlah air di bumi tidak bertambah dan tidak berkurang, namun wujud dan tempatnya sering mengalami perubahan. Perubahan wujud air (padat,cair,dan gas) membentuk suatu siklus atau daur yang disebut siklus/daur hidrologi. Siklus hidrologi adalah proses perputaran air, seperti proses terjadinya hujan dari air menguap menjadi awan, dan apabila sudah mencapai titik jenuh awan tersebut akan jatuh dalam bentuk air hujan begitu seterusnya. Dalam siklus hidrologi air mengalami perubahan bentuk.
Lapisan Pada Bumi
Sejauh yang diketahui, bumilah satu-satunya tempat tinggal di jagatraya ini yang dihuni makhluk hidup, di mana manusia berada. Bumi pada dasarnya adalah sebuah bola batuan raksasa yang melakukan pergerakan di angkasa dengan kecepatan hampir mencapai 3000 m per detik. Adapun Berat bumi sekitar 6000 juta ton. Hampir dua pertiga bagian permukaan bumi yang berbatu-batu tertutupi oleh air. Pada bagian batuan yang tidak tertutup air inilah akan membentuk bagian bumi yang lain lalu kemudian disebut sebagai daratan. Bumi diselimuti oleh lapisan gas yang dinamakan atmosfer dengan ketinggian lapisan sejumlah 700 km dari permukaan bumi. Dari luar batas atmosfer inilah, di situlah lapisan yang disebut lapisan luar angkasa.
Bumi terdiri atas beberapa lapisan yaitu:
Atmosfer – merupakan lapisan udara yang mengelilingi bumi. Tebalnya ± 2.000 km. Lapisan udara ini terutama mengandung nitrogen, oksigen,dan gas. Lapisan atmosfer menjaga bumi agar tidak terlalu panas kena sinar matahari dan tidak terlalu dingin. Lapisan udara ini juga melindungi bumi terhadap sinar ultra ungu dari matahari, sinar ini berbahaya bagi berlangsungnya kehidupan. Di lapisan bawah atmosfer terdapat awan yang mengandung butir-butir air yang berasal dari uap air lautan dan uap air daratan turun ke bumi sebagai hujan.
Hidrosfer lautan perairan – Lautan merupakan cekungan besar yang berisi air dengan kedalaman rata-rata 3.500 m. Luas lautan mencapai dua per tiga permukaan bumi.
Litosfer – yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan pengantara, dengan ketebalan 1200 km, berat jenisnya rata-rata 2,8 gr/cm3. Suhu di bagian kerak bumi mencapai sekitar 1.050º C. Litosfer biasa juga disebut sebagai lapisan batuan pembentuk kulit bumi atau crust .
Litosfer berasal dari dua kata yaitu katalithos yangberarti batu dan katasfhere/sphaira dengan arti bulatan atau lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat dimaknai sebagai suatu lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam kata lain, litosfer merupakan bagian lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi.
Penyusun Litosfer berdasarkan komposisinya
Kulit bumi atau litosfer berdasarkan komposisi/bahan penyusunnya terdiri atas :
Lapisan sial (si – silica – al – aluminium) – Yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan aluminium,senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2o3. Dalam lapisan ini anatra lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis batuan metamorf dan batuan lain di daratan benua. Lapisan sial disebut juga lapisan kerak yang bersifat padat dan kaku dengan ketebalan rata-rata kurang lebih 35 km.
Kerak benua – Merupakan benda padat yang terdiri dari betuan beku granit ada bagian tasnya dan batuan beku basalt ada bagian bawahnya. Kerak ini yang menempati sebagai benua. Kerak benua terdiri kandungan mineral berupa Si,Al. Adapun ketebalannya sekitar 30-80 km (Condie,1982) dan rata-rata 35 km sedangkan berat jenisnya yaitu sekitar 2,85 mg/cc. Biasanya kerak benua disebut juga lapisan granitis karena terdiri dari susunan batuan yang berkomposisi batuan granit.
Kerak samudera – Merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut ada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan-batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridotit. Kerak ini yang menempati samudra. Kerak samudra terdiri atas mineral yakni Si,Fe,Mg. Ketebalan kerak samudra sekitar 5-15 km (Condie,1982). Berat jenisnya rata-rata sebanyak 3 mg/cc. Nama lain dari kerak samudra yaitu lapisan basaltis karena penyusunnya berupa batuan yang berkomposisi basalt.
Perbedaan dari kedua kerak ini bukan hanya dari ketebalan dan berat jenisnya namun juga terdapat perbedaan umur. Batuan kerak benua telah diketahui sekitar 200 juta tahun yang lalu. Umur inilah yang muda dibanding dengan kerak benua karena kerak benua telah ditemukan pada 3800 juta tahun yang lalu. Lapisan sima, yaitu lapisan kulit bumi yang disusun oleh logam-logam silisium dan megnesium dalam bentuk senyawa siO2 dan Mgo. Lapisan ini mempunyai berat jenis lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium,yaitu mineral ferromagnesium dan batuan basalt. Lapisan sima merupakan bahan yang bersifat elastis dan mempunyai ketebalan rata-rata 65 km.
Jenis Batuan Penyusun Litosfer
1. Batuan beku
Batuan jenis ini ialah batuan yang terbentuk karena magma pijar yang mendingin menjadi padat. Berdasarkan tempat pendinginannyaada tiga macam batuan beku.
Batuan tubir/batu beku dalam. Batuan ini terbentuk jauh di dalam kulit bumi dan hanya terdiri atas kristal saja. Karena pendinginannya lambat sekali maka kristalnya besar-besar, misalnya granit.
Batuan leleran/batu beku luar, Batuan ini membeku di luar kulit bumi sehingga temperatur turun cepat sekali. Zat-zat dari magma hanya dapat membentuk kristal-kristal kecil, dan sebagian ada yang sama sekali tidak dapat menjadi kristal. Itu sebabnya batuan leleran ada yang terdiri atas kristal-kristal besar, kristal-kristal kecil dan bahan amorf, misalnya liparit. Ada yang hanya terdiri atas bahan amorf, misalnya batu apung.
Batuan korok/batu beku gang. Batuan ini terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang. Karena tempatnya dekat permukaan, pendinginannya lebih cepat.Itu sebabnya batuan ini terdiri atas kristal besar, kristal kecil, dan bahkan ada yang tidak mengkristal. Misalnya bahan amorf dan granit fosfir.
Bila batuan beku lapuk maka bagian-bagiannya yang lepas mudah diangkut oleh air, angin, atau es, dan diendapkan di tempat lain.Batuan yang mengendap ini disebut batuan sedimen. Batuan ini mula-mula lunak, tetapi lama-kelamaan menjadi keras karena proses pembatuan.
Dilihat dari perantara atau mediumnya, batuan sedimen dapat dibagi menjadi tiga golongan sebagai berikut:
Batuan sedimen aeris atau aeolis .Pengangkut batuan ini adalah angin. Contohnya tanah los, tanah tuf, dan tanah pasir di gurun.
Batuan sedimen glasial, Pengangkut batuan ini adalah es. Contohnya moraine.
Batuan sedimen aquatis (aqua = air). Batuan ini terdiri dari:
Breksi, yakni batuan sedimen yang terdiri atas batu-batu yang bersudut tajam yang sudah direkat satu sama lain.
Konglomerat, yakni batuan sedimen yang terdiri atas batu-batuyang bulat-bulat yang sudah direkat satu sama lain
Batu pasir, yakni batuan sedimen yang terdiri atas kristal-kristal.
2. Batuan metamorf
Batuan ini merupakan batuan yang mengalami perubahan yang dahsyat. Asalnya dapat dari batuan beku atau batuan sedimen.Perubahan itu dapat terjadi karena bermacam-macam sebab sebagai berikut:
Karena suhu tinggi – Suhu tinggi berasal dari magma, sebab batuan itu berdekatan dengan dapur magma sehingga metamorfosa ini disebut metamorfosa kontak. Contoh: marmer dari batu kapur dan antrasit dari batu bara.
Karena tekanan tinggi – Tekanan tinggi dapat berasal dari adanya endapan-endapan yang tebal sekali di atasnya. Contoh: batu pasir dari pasir.
Karena tekanan dan suhu tinggi – Tekanan dan suhu tinggi kalau ada pelipatan dan geseran waktu terjadi pembentukan pegunungan, metamorfosa seperti ini disebut metamorfosa dinamo.Contoh: batu asbak, schist, dan shale
3. batuan sedimen
adalah batu yang terbentuk dari proses Pengendapan dari berbagai jenis batuan, adapun jenis-jenis batuan endapan
Batuan sedimen lakustre, yakni batuan sedimen yang diendapkan di danau. Contoh : turf danau dan tanah liat danau.
Batuan sedimen kontinental, yakni batuan sedimen yang diendapkan di laut. Contoh : tanah los dan tanah gurun pasir.
Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut. Contoh: lumpur biru di pantai, endapan radiolaria di laut dalam, dan lumpur merah.
Jenis-jenis Gunung Berapi
Bentuk gunung api lebih sering digunakan oleh geografer karena mendeskripsikan bentang alam sedangkan jenis letusan lebih sering digunakan oleh vulkanolog.
Kali ini kita akan membahas mengenai dua klasifikasi gunung berapi yang dapat digunakan untuk menentukan jenis apa gunung api tersebut. Simak dibawah ini!
Bentuk Gunung Api
1. Rekahan/Fissure
Rekahan di Hawaii, di sekitar Gunung Kilauea
Ketika dua lempeng bergerak saling menjauh, akan terdapat zona rekahan di tengah kedua lempeng tersebut.
Lava dapat keluar menuju permukaan bumi lewat rekahan tersebut. Pada gunung seperti ini, lava yang keluar umumnya bersifat basaltik.
Lava basaltik akan cenderung membuat plato dan mengalir ke tempat rendah, sehingga tidak akan menciptakan puncak gunung api.
Hasil dari fenomena ini dapat dilihat di Irlandia Utara, Skotlandia, Islandia, dan Greenland, ketika lempeng Eurasia dan Amerika utara mulai bergerak saling menjauh.
Pendinginan lava yang lambat menciptakan bentukan kekar kolom yang dapat menjadi daya tarik wisata, contohnya adalah pada Giants Causeway di Irlandia Utara.
Contoh dari gunung berbentuk rekahan adalah gunung Heimaey yang memiliki rekahan sepanjang 2 km dan gunung Laki di Islandia yang memiliki rekahan sepanjang 30 km.
2. Perisai/Shield
Ilustrasi Gunung Api Perisai
Pada gunung api perisai, lava keluar menuju permukaan bumi dari sebuah lubang sentral sebelum menyebar dan mendingin.
Karena lava yang keluar berjenis basaltik, lava tersebut dapat menyebar pada area yang luas sebelum akhirnya mendingin. Oleh karena itu, terbentuklah lereng yang panjang dan landai serta berlapis dari hasil aliran lava terdahulu.

Gunung api perisai umumnya dapat ditemukan di area hotspot atau area dengan lava basaltis. Contoh gunung api perisai adalah gunung Mauna Loa dan gunung Kilauea di Hawaii.

Berbeda dengan lava basaltik, lava andesitik atau granitik bersifat sangat kental dan cepat membeku jika terkena udara. Lava seperti ini menciptakan gunung dengan karakteristik lereng yang terjal dan berbentuk cembung.

Contoh ekstrim dari gunung seperti ini adalah Gunung Pelee dimana lava membeku saat sedang bergerak menaiki pipa vulkanik, sehingga tercipta volcanic spine/Volcanic plug.
Cinder ConeIlustrasi Gunung Cinder Cone
Gunung api cinder cone adalah bentuk gunung api yang paling sederhana. Gunung ini tercipta ketika terjadi penumpukan cinder atau material piroklastik yang berulang kali pada lereng gunung.
Gunung ini umumnya tidak mengeluarkan lava cair sehingga material penyusun kerucut gunungnya murni material piroklastik.

Contoh dari gunung cinder cone adalah Gunung Paricutin di Mexico.

Komposit/StratovolcanoIlustrasi Gunung Komposit
Gunung api strato tercipta ketika ada perlapisan antara material piroklastik dan lava yang membentuk lereng gunung. Gunung api strato umumnya memiliki lereng yang terjal dengan kerucut simetris. Banyak gunung-gunung terkenal di dunia yang merupakan gunung strato.
Contoh gunung strato antara lain adalah Gunung Etna, Gunung Fuji, Gunung Cotopaxi, Gunung Rainier, Gunung Hood, dan Gunung St. Helens.

B. Seiring dengan berlangsungnya aktivitas vulkanisme, kerucut gunung semakin membesar dan melebar karena diberikan material tambahan. Aliran lava menciptakan plateau pada dasar dari gunung tersebut.
C. Saat aktivitas vulkanisme berkurang, pelapukan dan erosi mulai mengikis kerucut gunung api. Setelah ribuan tahun, mayoritas gunung api telah terkikis sehingga hanya tersisa volcanic plug yang resisten.
D. Seiring dengan berjalannya waktu, seluruh gunung api dan kerucutnya telah hilang dikikis erosi. Yang tersisa hanyalah volcanic plug dan mesa vulkanis terisolasi di beberapa tempat. Yang tadinya merupakan bentang alam vulkanik kini sudah tidak dapat dibedakan dengan bentang alam dataran rendah lainnya.
Kaldera

Ketika tekanan yang ada pada gunung berapi sudah sangat besar, terjadilah letusan besar yang mengosongkan dapur magma dan dapat menghancurkan bagian atas kerucut gunung api.
Hal ini menyebabkan lereng gunung runtuh sehingga terbentuklah bukaan dengan diameter beberapa kilometer. Fenomena ini dikenal sebagai gunung api kaldera.

Contoh gunung api dengan bentuk kaldera adalah Gunung Thera/Santorini dan Gunung Krakatau.
Pada kedua gunung ini, kaldera yang ada telah dibanjiri oleh air laut dan erupsi susulannya membentuk gunung lain di sekitar kalderanya. Contoh lain dari gunung api kaldera adalah Gunung Toba dan Gunung Yellowstone.
Jenis Letusan
Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa semakin ke kanan, semakin tinggi eksplosivitas dari letusan gunung dan semakin kental pula lava yang terlibat.
Magmatik
Icelandic
Pada letusan jenis ini, lava mengalir dari rekahan di permukaan bumi. Lava yang terlibat dalam letusan ini adalah lava basaltik sehingga lava tersebut memiliki kekentalan rendah.
Hawaiian
Letusan ini sama seperti letusan icelandic, bersifat tenang dan mengeluarkan lava basaltik. Pada letusan hawaiian, lava dikeluarkan dari sebuah lubang sentral yaitu volcanic vent.
Strombolian
Tipe letusan ini memiliki karakteristik letusan skala kecil yang tidak merusak namun sangat sering terjadi.
Vulcanian/Vesuvian
Tipe letusan ini mirip dengan strombolian, namun memiliki letusan dengan daya hancur yang lebih tinggi, skala lebih besar, serta frekuensi yang lebih jarang.
Tipe letusan vesuvian memiliki kesamaan dengan letusan gunung vesuvius di Itali. Letusan ini mirip dengan vulcanian hanya saja memiliki daya hancur yang lebih tinggi lagi.
Letusan ini umumnya terjadi ketika gunung aktif kembali setelah mengalami periode dormansi.
Krakatoan
Letusan krakatoan memiliki karakteristik letusan besar yang dapat menghancurkan kerucut gunung api. Letusan ini umumnya menciptakan gunung api kaldera.
Pelean
Letusan pelean memiliki karakteristik letusan besar dengan aliran piroklastik. Nuee Ardente atau wedhus dapat saja menyertai material piroklastik paska letusan pelean.
Plinian
Letusan disebut sebagai tipe plinian ketika banyak lava dan material piroklastik yang dilontarkan dalam letusan tersebut.
Hidro-Magmatik
- Letusan hidro-magmatik terjadi ketika ada interaksi antara lava dengan air. Interaksi ini dapat terjadi dalam beberapa lingkungan seperti
- Gunung bawah laut dimana tekanan air yang tinggi menurunkan tingkat eksplosifitas letusan, lava yang terbentuk adalah pillow lava
- Lava mengalir ke laut, kondisi ini terjadi di gunung Kilauea Hawaii
- Daerah dengan permukaan air dangkal, contoh letusan ini adalah di Gunung Surtsey Inggris atau Danau Taal di Filipina
- Daerah subglasial seperti gunung Vatnajokull di Islandia
- Daerah dimana magma mengalami kontak dengan air tanah seperti gunung Ukinrek di Alaska.
Letusan paling eksplosif terjadi ketika air meliputi 25-30% dari material letusan.
Bahaya Gunung Berapi
Bahaya langsung:
Bahaya tidak langsung:
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia:
Jenis Gempa Bumi yang Paling Sering Terjadi, Kenali Perbedaannya
Ada gempa yang terjadi akibat ulah manusia

Indonesia termasuk daerah yang paling rawan akan bencana alam, termasuk gempa bumi. Gempa bumi terjadi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Itulah mengapa alat pendeteksi gempa disebut seismograf.
Nah ada empat jenis gempa yang sangat sering terjadi di Indonesia, baik secara alami maupun secara buatan. Yuk, kenali empat jenis gempa ini.
1. Gempa tektonik

Jenis gempa yang satu ini sesuai dengan namanya. Apakah tektonik itu?
Jadi, kerak bumi terdiri dari lempeng-lempeng yang tidak beraturan disebut lempeng tektonik. Gempa tektonik, sesuai namanya, terjadi karena besarnya energi seismik yang membuat pergerakan pada lempeng tektonik.
Terbendung untuk waktu yang lama, energi seismik tersebut menciptakan tekanan besar di antara lempeng tektonik. Tekanan tersebut menciptakan sesar/patahan (hanging wall/bidang atas dan foot wall/bidang bawah) yang membuat lempeng tektonik bergerak menjauh atau saling bertumbukan.
Sesar sendiri dibagi menjadi tiga golongan:
Turun: Juga disebut sesar normal, hanging wall turun dikarenakan gaya gravitasi sehingga menarik kedua sisi ke arah berlawanan.
Naik: Juga disebut sesar reverse, hanging wall naik sehingga membuat kedua sisi bertubrukan.
Datar: hanging wall dan foot wall bergerak ke arah samping, tidak ke atas atau ke bawah.
https://www.youtube.com/embed/DFLLtVPzwGA
Gelombang energi dari aktivitas lempeng tektonik tersebutlah yang mengguncang permukaan bumi. Titik pusat gelombang di permukaan disebut episentrum. Dari episentrum, gelombang energi dari episentrum bergerak ke arah berlawanan sehingga menimbulkan guncangan yang disebut "gempa bumi".
Tidak jarang jika gempa bumi tektonik terjadi di dasar laut, maka akan menghasilkan tsunami. Saking dahsyatnya, gempa tektonik bisa meratakan satu kota. Gempa bumi tektonik terdahsyat yang pernah terekam dalam sejarah geologi terjadi pada 1960 di kota Valdivia di Cile sebesar 9.5 Skala Richter.
2. Gempa vulkanik

Jika gempa tektonik disebabkan oleh aktivitas lempeng tektonik, maka gempa satu ini disebabkan oleh aktivitas gunung berapi. Berbeda dengan gempa tektonik yang relatif dahsyat, gempa vulkanik tergolong "ringan" dan berdampak hanya di sekitar gunung berapi.
Bayangkan saja, gempa vulkanik terbesar dalam sejarah tercatat pada 1981 di Gunung Berapi St. Helens. Seberapa besar? Hanya sebesar 5.5 Skala Richter.
"Kecil, kan?"
Akan tetapi hasilnya tidak kecil. Berikut video rekaman terjadinya letusan gunung berapi St. Helens.
https://www.youtube.com/embed/AYla6q3is6w
Terdapat dua jenis gempa vulkanik:
Tektonik-vulkanik
Vulkanik jangka panjang
Gempa tektonik-vulkanik, sesuai namanya, disebabkan oleh letusan magma. Magma yang ingin keluar dari gunung berapi memberikan tekanan pada lempeng tektonik hingga mengalami retakan. Retakan inilah yang menggetarkan permukaan bumi.
Sedangkan gempa vulkanik jangka panjang disebabkan oleh perubahan tekanan di lapisan bumi oleh aktivitas vulkanik. Dapat terukur oleh seismograf, tipe gempa vulkanik satu ini menjadi tolok ukur jika gunung berapi akan meletus di kemudian hari, sehingga masyarakat dapat dievakuasi.
3. Gempa runtuhan

Jika dua jenis gempa bumi sebelumnya terjadi oleh aktivitas alam, kedua gempa berikut ini terjadi oleh karena ulah manusia yang sering kali "menguji kesabaran" alam.
Jenis pertama adalah gempa runtuhan. Gempa ini jarang terdengar dewasa ini karena gempa runtuhan sering kali terjadi di gua atau pertambangan. Selain gua dan pertambangan, lereng pantai yang curam juga rentan.
Seperti namanya, gempa runtuhan terjadi karena gelombang seismik besar yang selain meruntuhkan, juga mengakibatkan getaran yang cukup besar.
Biasanya, gempa runtuhan terjadi saat menambang, apalagi saat meledakkan bebatuan untuk membuka ladang tambang. Ledakan tersebut menyebabkan gelombang seismik.
Bahaya gempa ini terletak pada reruntuhan yang disebabkannya.
4. Gempa ledakan

Jenis gempa bumi buatan terakhir adalah gempa ledakan.
Gempa satu ini terjadi dikarenakan ledakan yang besar. Biasanya, gempa ledakan terjadi saat menguji senjata nuklir. Bom nuklir menyebabkan ledakan yang dahsyat. Besarnya ledakan tersebut melepaskan energi yang besar.
Energi yang besar itulah yang mengguncang permukaan bumi.
Itulah empat jenis gempa bumi yang sering melanda Bumi, terlebih negara-negara yang terletak di titik pertemuan lempeng Bumi atau di antara cincin api Pasifik. Gempa alam tidak bisa dicegah karena itu merupakan kuasa alam, sedangkan gempa buatan bisa dicegah dengan cara lebih perhatian terhadap alam.